LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM-BASA
Nama Anggota Kelompok:
- Agus Yulli Dwi Setyaningsih
- Ainida Rasti
- Mita Suryani
- Ulfi Febriana
- Atri Silmani
- Chirma Martianingsih
SMA NEGERI
2 MATARAM
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
kami yang masih dalam tahapan belajar ini dapat menyelesaikan laporan kimia
tentang titrasi asam-basa.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai penjelasan
secara singkat tentang titrasi asam-basa. Adapuan tujuan kami menulis laporan
ini yang utama untuk memenuhi tugas sekolah dari guru pembimbing kami. Kami menulis
laporan ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai titrasi asam-basa.
Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah meluruskan praktikum kami. Kami menyadari
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,diharapkan kritik dan
saran pembaca demi kesempurnaan laporan kami ini untuk ke depannya. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi pembaca khususnya siswa-siswi SMA Negeri 2 Mataram.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Mataram, 26 Februari
2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara
masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka
tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu
bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi
asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa
kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi
asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen
(equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa.
Setelah
mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu
metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi
asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi
yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan
biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam
“buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali
ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.
1.3 Maksud
dan Tujuan Percobaan
1.3.1
Maksud Percobaan
Maksud dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta menentukan konsentrasi
asam atau basa melalui metode titrasi dengan menggunakan alat bantu pipet
tetes, stan, buret, dan alat titrasi.
1.3.2
Tujuan Percobaan
Untuk
menentukn kadar suatu larutan HCL dengan menggunakan NaOH 0,1 M
1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa
kita peroleh dari percobaan/penelitian yang kita lakukan yaitusebagai berikut.
Dengan adanya
penelitian/percobaan ini yaitu pengetahuan siswa menjadi lebih bertambah dalam
menentukan konsentrasi asam/basa dari suatu larutan yang diujikan sehingga
diharapkan dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
5.1 Titrasi Asam-Basa
Reaksi asam-basa dapat
digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa.
Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang telah
diketahui konsentrasiya ke dalam sejumlah larutan asam yang belum diketahui
konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga asam dan basa tepat
habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa tepat habis disebut titik
ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa dapat ditentukan jika
salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi tersebut disebut
titrasi asam-basa.
Titrasi
merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya.
Zat yang akan
ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
“titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai
titrasi asam-basa.
5.2 Prinsip Titrasi Asam-Basa
Titrasi asam basa melibatkan
asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan
reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer
sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut
sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent
ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang
diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume
titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
5.3 Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada
dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
Memakai pH meter untuk
memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara
pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari
kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
Memakai indikator asam
basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan.
Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat
inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan,
tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam
titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga
tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan
hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik
equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan
sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi
dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik
akhir titrasi”.
5.4 Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka
mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat
kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari
hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita
tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil
perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion
OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
Keterangan
:
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
BAB
III
METODE KERJA
A.
Alat dan
Bahan:
a.
Alat:
·
3 buah tabung Erlenmeyer
·
Buret
·
Gelas ukur
·
Pipet tetes
·
Tabung Ukur
b.
Bahan:
·
10 ml larutan HCl dalam sebuah erlenmeyer
·
3 tetes fenolftalein (PP) dalam sebuah
erlenmeyer
·
Larutan NaOH
B.
Cara
Kerja:
1.
Masukkan 10 mL larutan HCl dan 3 tetes
indikator fenolftalein ke dalam masing-masing erlenmeyer.
2.
Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga
garis 0 mL.
3.
Tetesi larutan HCl dengan larutan NaOH.
Penetesan harus dilakukan secara hati-hati dan erlenmeyer terus-menerus
diguncangkan. Penetesan dihentikan pada saat terjadi perubahan warna yang
tetap, yaitu merah muda.
4.
Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh 3
data yang hampir sama.
BAB
IV
Hasil Pengamatan dan Analisis Data
C.
Hasil
Pengamatan:
No.
|
Volum larutan HCl yang digunakan
|
Volum larutan NaOH yang digunakan
|
1.
|
10 ml
|
4.1 ml
|
2.
|
10 ml
|
3 ml
|
3.
|
10 ml
|
3,2 ml
|
D.
Anlisis
Data/Pertanyaan:
1.
Tentukan volum rerata larutan NaOH yang
digunakan.
2.
Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan.
3.
Tentukan jumlah mol HCl berdasarkan
perbandingan koefisien reaksi.
NaOH(aq) + HCl (aq) NaCl(aq) + H20 (l)
4.
Tentukan kemolaran suatu larutan HCl tersebut.
E.
Jawaban:
1.
Diketahui:
Volum NaOH pada Gelas 1 (V1) = 4,1 mL
Volum NaOH pada Gelas 2 (V2) = 3 mL
Volum NaOH pada Gelas 3 (V3)= 3,2 mL
Ditanyakan: Volum rerata NaOH yang digunakan = ... ?
Penyelesaian:
Volum rerata NaOH
yang digunakan :
= = = 3,43 mL
Jawaban: Jadi volum rerata NaOH yang digunakan adalah 3,43 mL.
2.
Diketahui:
M = 0,1 M
V NaOH
= 3,43 mL
Ditanyakan:
n NaOH = ... ?
Penyelesaian:
n NaOH = M . V
= 0,1
M . 3,43 mL
=
0,343 mol.
Jawaban:
Jadi jumlah mol NaOH
yang digunakan adalah 0,343 mol.
3.
Diketahui:
Koefisien HCl = 1
Koefisien NaOH = 1
n NaOH =
0,343 mol
Ditanyakan:
n HCl berdasarkan perbandingankoefisien reaksi= ... ?
Penyelesaian:
n HCl berdasarkan perbandingan
koefisien reaksi tsb. adalah :
= 0,343 mol.
Jawaban:
Jadi jumlah mol HCl
berdasarkan perbandingan koefisien reaksi tersebut adalah 0,343 mol.
4.
Diketahui:
n HCl = 0,343 mol
V HCl = 10 mL
Ditanyakan:
M HCl = ... ?
Penyelesaian:
M HCl =
=
=
0,0343 M
=
0,034 M
Jawaban:
Jadi kemolaran larutan HCl tersebut adalah 0,034 M.
BAB V
Penutup
Kesimplan
:
Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan
melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan
2 tetes indicator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila
larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening
hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil
konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan
praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl
(asam) bisa dihitung.
DAFTAR
PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA
Kelas XI Semester 1. Jakarta: Airlangga
Susilowati,
Endang., Theory and Application of Chemistry, Bilingual, Jakarta.